Sabtu, 05 November 2016

SDM sebagai Titik Acuan Menghadapi MEA

Diposting oleh Usuna di 02.20
Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup penduduk negara anggota ASEAN, seluruh negara anggota ASEAN sepakat untuk mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih nyata dan meaningful yaitu ASEAN Economy Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Keterlibatan masing-masing negara dalam kerjasama, baik multilateral maupun regional, memiliki kepentingan sendiri-sendiri, begitu pula Indonesia memiliki kepentingan sendiri dengan kerjasama ASEAN. Kesediaan Indonesia bersama-sama dengan sembilan Negara ASEAN lainnya membentuk ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN.
Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) masyarakat Indonesia akan mengetahui produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat ASEAN dan tekhnologi akan semakin berkembang sehingga akan mendorong Indonesia menjadi negara yang lebih maju” ujar  Imamah, salah satu mahasiswa Jurusan Syariah STAIN Kediri.
Kerjasama bidang perekonomian ini akan diberlakukan mulai 31 Desember 2015 mendatang yang mengkhawatirkan adalah bangsa Indonesia akan menjadi penonton saja dalam program MEA 2015. Pertumbuhan Indonesia yang semakin meningkat didominasi oleh bangsa asing, sedangkan masyarakat kecil hanya sebagai konsumen saja. 
Kekuatan dan kesempatan Indonesia untuk menjadi pemenang dalam persaingan yang akan diberlakukan di akhir tahun ini sangat tinggi, tetapi dibalik kekuatan yang dimiliki Indonesia masih mempunyai banyak kelemahan. Kelemahan utama Indonesia terletak pada sinkronisasi program dan kebijakan antar pemerintah daerah dan pusat serta mind-set masyarakat khususnya para pelaku usaha yang belum seluruhnya melihat peluang pengembangan perekonomian di MEA 2015 mendatang.
 “Ada dua kemungkinan yang akan terjadi jika MEA berlangsung di Indonesia, kemungkinan yang pertama produk-produk Indonesia akan di kenal oleh masyarakat ASEAN dan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia akan terbuka luas. Dan kemungkinan yang kedua yaitu produk-produk Indonesia akan kalah bersaing dengan produk luar negeri karena SDM dan peralatan yang lebih canggih dari luar negeri. Jadi kemungkinannya masih fifty-fifty, seperti yang kita ketahui kita baru bisa beropini karena fakta yang akan terjadi belum tentu sama dengan apa yang kita prediksi  ” tutur Zaina, mahasiswa program study Tadris Bahasa Inggris STAIN Kediri.
Melihat keadaan yang terjadi sekarang ini Indonesia sebenarnya belum siap menghadapi MEA 2015 walaupun mempunyai peluang dan kekuatan tinggi. Laporan Kementerian Koordinator Perekonomian mengungkapkan bahwa Neraca Perdagangan Indonesia sejak tahun 2005 setiap tahunnya mengalami defisit yang meningkat di negara-negara ASEAN.
Dengan adanya MEA masyarakat Indonesia harus lebih menguasai bahasa dunia untuk menunjang komunikasi antar negara ASEAN. Sehingga masyarakat Indonesia akan terdorong untuk belajar bahasa asing demi kelancaran komunikasi dalam kerjasama untuk menghindari ketertinggalan dengan bangsa lain.
Program MEA sendiri akan mengantarkan rakyat Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekonomi dan memberikan kesempatan untuk mengekspor barang-barang produk buatan dalam negri. Namun akan terjadi masalah selanjutnya pada bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Daya saing antar manusia dalam memperoleh pekerjaan lebih ketat karena bersaing dengan SDM yang berasal dari negara sesama ASEAN. Oleh karena itu, rakyat Indonesia harus mampu menyeimbangkan SDM yang ada untuk mengejar ketertinggalannya dan meraih kegemilangan dengan suksesnya persaingan tersebut. Suksesnya rakyat Indonesia di program MEA ini akan berdampak di segala aspek yang mengantarkan pada kemajuan bangsa Indonesia, tidak hanya di satu bidang perekonomian saja, namun bidang pendidikan akan menjadi acuannya. Sehingga SDMnya akan semakin meningkat.     
Sebagai generasi muda harus mempersiapkan dirinya ketika pasar bebas ASEAN sudah diberlakukan. Keberlanjutan negara ini ada di tangan kaum muda-mudi, ketika kesadaran akan pentingnya membenahi diri untuk menghadapi MEA bagi para generasi muda tidak ada, Indonesia nantinya akan terjual ke negara lain dan negara Indonesai akan dikuasai oleh negara lain.

Dukungan dari generasi muda untuk menghadapi MEA merupakan salah satu kekuatan Indonesia untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar bebas. Generasi muda perlu membuat berbagai kegiatan diantaranya yaitu menciptakan usaha sendiri selagi mahasiswa, mensosialisasikan MEA dan mengajak kaum muda lain untuk meningkatkan daya wirausaha sehingga usaha-usaha baru akan muncul dan bisa mempertahankan perekonomian negara. Generasi muda merupakan salah satu tonggak keberhasilan tujuan negara, karena kaum mudalah pemegang keberlanjutan negara. /Nana/

0 komentar:

Posting Komentar

 

Husna Shakieb Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review